BIOGRAFIIBN ARABI Perjalanan Spiritual Mencari Tuhan Bersama Para Sufi Sinopsis Buku Ini.. Rp.90.000 Rp KISAH PARA KEKASIH ALLAH Referensi Lengkap dalam Meneladani Para Wali Allah .. Rp.225.000 Rp.202.500. Tambah Daftar Belanja. Bandingkan. KUMPULAN KISAH KERAMAT WALI Disadur dari kitab: Jami' Karamat al-Auliya', karya: Syeikh.. 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID -HHQxKZQwy5wHvoY1flG-LgP0KsmG88SD0ETOIKUTSfboF5RZa7qBg== 1109/2020. Maryam Binti 'Imran. Maryam Binti 'Imran adalah perempuan yang dipotret secara sempurna di dalam Al Quran. Sejak Ia dikandung Ibunya, hingga proses kedekatannya dengan Allah. Ia juga merupakan sosok perempuan yang menjadi Wali Allah. Sebagaimana firman Allah pada Surat Ali Imran ayat 42. Di antara para wali yang lain, Kanjeng Sunan Kalijaga bisa dikatakan satu-satunya wali yang menggunakan pendekatan yang pas yaitu budaya Jawa. Dia sadar, tidak mungkin menggunakan budaya lain untuk menyampaikan ajaran sangkan paraning dumadi’ secara arab tidak cocok diterapkan di Jawa karena manusia Jawa sudah hidup sekian ratus tahun dengan budayanya yang sudah mendarah daging. Bahkan, setelah “dilantik” menjadi wali, dia mengganti jubahnya dengan pakaian Jawa memakai blangkon atau udeng’.Nama mudanya Raden Syahid, putra adipati Tuban yaitu Tumenggung Wilatikta dan Dewi Nawangrum. Kadpiaten Tuban sebagaimana Kadipaten yang lain harus tunduk di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Nama lain Tumenggung Wilatikta adalah Ario Tejo IV, keturunan Ario Tejo III, II dan I. Ario Tejo I adalah putra Ario Adikoro atau Ronggolawe, salah seorang pendiri Kerajaan Majapahit. Jadi bila ditarik dari silsilah ini, Raden Syahid sebenarnya adalah anak turun pendiri kerajaan Syahid lahir di Tuban saat Majapahit mengalami kemunduran karena kebijakan yang salah kaprah, pajak dan upeti dari masing-masing kadipaten yang harus disetor ke Kerajaan Majapahit sangat besar sehingga membuat miskin rakyat jelata. Suatu ketika, Tuban dilanda kemarau panjang, rakyat hidup semakin sengsara hingga suatu hari Raden Syahid bertanya ke ayahnya “Bapa, kenapa rakyat kadipaten Tuban semakin sengsara ini dibuat lebih menderita oleh Majapahit?”. Sang ayah tentu saja diam sambil membenarkan pertanyaan anaknya yang kritis Syahid yang melihat nasib rakyatnya merana, terpanggil untuk berjuang dengan caranya sendiri. Cara yang khas anak muda yang penuh semangat juang namun belum diakui eksistensinya; menjadi “Maling Cluring”, yaitu pencuri yang baik karena hasil curiannya dibagi-bagikan kepada orang-orang miskin yang menderita. Tidak hanya mencuri, melainkan juga merampok orang-orang kaya dan kaum bangsawan yang hidupnya ketika, perbuatan mulia namun tidak lazim itu diketahui oleh sang ayah dan sang ayah tanpa ampun mengusir Raden Syahid karena dianggap mencoreng moreng kehormatan keluarga adipati. Pengusiran tidak hanya dilakukan sekali namun beberapa kali. Saat diusir Raden Syahid kembali melakukan perampokan namun sialnya dia tertangkap pengawal kadipaten hingga sang ayah kehabisan akal sehat.“Syahid anakku, kini sudah waktunya kamu memilih, kau yang suka merampok itu pergi dari wilayah Tuban atau kau harus tewas di tangan anak buahku”. Syahid tahu dia saat itu harus benar-benar pergi dari wilayah Tuban dan akhirnya, dia pun dengan hati gundah pergi tanpa arah tujuan yang jelas. Suatu hari dalam perjalanannya di hutan Jati Wangi, dia bertemu lelaki tua yang kemudian memperkenalkan dirinya sebagai Sunan Bonang. Sunan Bonang adalah putra dan murid Sunan Ampel yang berkedudukan di Bonang, dekat yang ingin merampok Sunan Bonang akhirnya harus bertekuk lutut dan Syahid akhirnya berguru pada Sunan Bonang. Oleh Bonang yang saat itu sudah jadi guru spiritual ini, Syahid diminta duduk diam bersila di pinggir sungai. Posisi duduk diam meneng ini di kalangan para yogi dikenal dengan posisi meditasi. Syahid saat itu telah bertekad untuk mengubah orientasi hidupnya secara total seratus delapan puluh derajat. Yang awalnya dia berjuang dalam bentuk fisik, menjadi perjuangan dalam bentuk batin metafisik. Dia telah meninggalkan syariat masuk ke ruang hakekat untuk mereguk nikmatnya makrifat. Namun syarat yang diajarkan Sunan Bonang cuma satu duduk, diam, meneng, mengalahkan diri/ego dan patuh pada sang guru sejati kesadaran ruh. Untuk menghidupkan kesadaran guru sejati ruh yang sekian lama terkubur dan tertimbun nafsu dan ego ini, Bonang menguji tekad Raden Syahid dengan menyuruhnya untuk diam di pinggir perintahnya hanya diminta untuk diam tok, tidak diminta untuk dzikir atau ritual apapun. Cukup diam atau meneng di tempat. Dia tidak diminta memikirkan tentang Tuhan, atau Dzat Yang Adikodrati yang menguasai alam semesta. Tidak, Sunan Bonang hanya meminta agar sang murid untuk patuh, yaitu DIAM, MENENG, HENING, PASRAH, SUMARAH, SUMELEH. Awalnya, orang diam pikirannya kemana-mana. Namun sekian waktu diam di tempat, akal dan keinginannya akhirnya melemas dan akhirnya benar-benar tidak memiliki daya lagi untuk berpikir, energi keinginan duniawinya lepas landas dan lenyap. Raden Syahir mengalami suwung total, fana total karena telah hilang sang diri/ego.“BADANKU BADAN ROKHANI, KANG SIFAT LANGGENG WASESA, KANG SUKSMA PURBA WASESA, KUMEBUL TANPA GENI, WANGI TANPA GANDA, AKU SAJATINE ROH SAKALIR, TEKA NEMBAH, LUNGO NEMBAH, WONG SAKETI PADA MATI, WONG SALEKSA PADA WUTA, WONG SEWU PADA TURU, AMONG AKU ORA TURU, PINANGERAN YITNA KABEH….”Demikian gambaran kesadaran ruh Raden Syahid kala itu. Berapa lama Raden Syahid diam di pinggir sungai? Tidak ada catatan sejarah yang pasti. Namun dalam salah satu hikayat dipaparkan bahwa sang sunan bertapa hingga rerumputan menutupi tubuhnya selama lima tahu. Setelah dianggap selesai mengalami penyucian diri dengan bangunnya kesadaran ruh, Sunan Bonang menggembleng muridnya dengan kawruh ilmu-ilmu agama. Dianjurkan juga oleh Bonang agar Raden Syahid berguru ke para wali yang sepuh yaitu Sunan Ampel di Surabaya dan Sunan Giri di Gresik. Raden Syahid yang kemudian disebut Sunan Kalijaga ini menggantikan Syekh Subakir gigih berdakwah hingga Semenanjung Malaya hingga Thailand sehingga dia juga diberi gelar Syekh Malaya.“KESADARAN INSAN KAMIL”Malaya berasal dari kata ma-laya yang artinya mematikan diri. Jadi orang yang telah mengalami “mati sajroning urip” atau orang yang telah berhasil mematikan diri/ego hingga mampu menghidupkan diri-sejati yang merupakan guru sejati-NYA. Sebab tanpa berhasil mematikan diri, manusia hanya hidup di dunia fatamorgana, dunia apus-apus, dunia kulit. Dia tidak mampu untuk masuk ke dunia isi, dan menyelam di lautan hakikat dan sampai di palung satu ajaran Sunan Kalijaga yang didapat dari guru spiritualnya, Sunan Bonang, adalah ajaran hakikat shalat sebagaimana yang ada di dalam SULUK WUJIL UTAMANING SARIRA PUNIKI, ANGRAWUHANA JATINING SALAT, SEMBAH LAWAN PUJINE, JATINING SALAT IKU, DUDU NGISA TUWIN MAGERIB, SEMBAH ARANEKA, WENANGE PUNIKU, LAMUN ARANANA SALAT, PAN MINANGKA KEKEMBANGING SALAM DAIM, INGARAN TATA KRAMA. Unggulnya diri itu mengetahui HAKIKAT SALAT, sembah dan pujian. Salat yang sesungguhnya bukanlah mengerjakan salat Isya atau maghrib. Itu namanya sembahyang. Apabila disebut salat, maka itu hanya hiasan dari SALAT DAIM, hanya tata krama.Di sini, kita tahu bahwa salat sejati adalah tidak hanya mengerjakan sembah raga atau tataran syariat mengerjakan sholat lima waktu. Salat sejati adalah SALAT DAIM, yaitu bersatunya semua indera dan tubuh kita untuk selalu memuji-Nya dengan kalimat penyaksian bahwa yang suci di dunia ini hanya Tuhan HU-ALLAH, DIA ALLAH. Hu saat menarik nafas dan Allah saat mengeluarkan nafas. Sebagaimana yang ada di dalam Suluk Wujil PANGABEKTINE INGKANG UTAMI, NORA LAN WAKTU SASOLAHIRA, PUNIKA MANGKA SEMBAHE MENENG MUNI PUNIKU, SASOLAHE RAGANIREKI, TAN SIMPANG DADI SEMBAH, TEKENG WULUNIPUN, TINJA TURAS DADI SEMBAH, IKU INGKANG NIYAT KANG SEJATI, PUJI TAN PAPEGETAN. Berbakti yang utama tidak mengenal waktu. Semua tingkah lakunya itulah menyembah. Diam, bicara, dan semua gerakan tubuh merupakan kegiatan menyembah. Wudhu, berak dan kencing pun juga kegiatan menyembah. Itulah niat sejati. Pujian yang tidak pernah berakhirJadi hakikat yang disebut Sholat Daim nafas kehidupan yang telah manunggaling kawulo lan gusti, yang manifestasinya adalah semua tingkah laku dan perilaku manusia yang diniatkan untuk menyembah-Nya. Selalu awas, eling dan waspada bahwa apapun yang kita pikirkan, apapun yang kita kehendaki, apapun yang kita lakukan ini adalah bentuk yang dintuntun oleh AKU SEJATI, GURU SEJATI YANG SELALU MENYUARAKAN KESADARAN HOLISTIK BAHWA DIRI KITA INI ADALAH DIRI-NYA, ADA KITA INI ADALAH ADA-NYA, KITA TIDAK ADA, HANYA DIA YANG ADA. Sholat daim ini juga disebut dalam SULUK LING LUNG karya Sunan Kalijaga SALAT DAIM TAN KALAWAN, MET TOYA WULU KADASI, SALAT BATIN SEBENERE, MANGAN TURU SAHWAT NGISING. Jadi sholat daim itu tanpa menggunakan syariat wudhu untuk menghilangkan hadats atau kotoran. Sebab kotoran yang sebenarnya tidak hanya kotoran badan melainkan kotoran batin. Salat daim boleh dilakukan saat apapun, misalnya makan, tidur, bersenggama maupun saat membuang kotoran.Ajaran makrifat lain Sunan Kalijaga adalah IBADAH HAJI. Tertera dalam Suluk Linglung suatu ketika Sunan Kalijaga bertekad pergi ke Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji. Di tengah perjalanan dia dihentikan oleh Nabi Khidir. Sunan dinasehati agar tidak pergi sebelum tahu hakikat ibadah haji agar tidak tersesat dan tidak mendapatkan apa-apa selain capek. Mekah yang ada di Saudi Arabia itu hanya simbol dan MEKAH YANG SEJATI ADA DI DALAM DIRI. Dalam suluk wujil disebutkan sebagai berikutNORANA WERUH ING MEKAH IKI, ALIT MILA TEKA ING AWAYAH, MANG TEKAENG PRANE YEN ANA SANGUNIPUN, TEKENG MEKAH TUR DADI WALI, SANGUNIPUN ALARANG, DAHAT DENING EWUH, DUDU SREPI DUDU DINAR, SANGUNIPUN KANG SURA LEGAWENG PATI, SABAR LILA ING ING MEKAH TULYA NGIDERI, KABATOLLAH PINIKANENG TENGAH, GUMANTUNG TAN PACACANTHEL, DINULU SAKING LUHUR, LANGIT KATON ING NGANDHAP IKI, DINULU SAKING NGANDHAP, BUMI ANENG LUHUR, TINON KULON KATON WETAN, TINON WETAN KATON KULON IKU SINGGIH TINGALNYA AWELASAN.Tidak tahu Mekah yang sesugguhnya. Sejak muda hingga tua, seseorang tidak akan mencapai tujuannya. Saat ada orang yang membawa bekal sampai di Mekah dan menjadi wali, maka sungguh mahal bekalnya dan sulit dicapai. Padahal, bekal sesungguhnya bukan uang melainkan KESABARAN DAN KESANGGUPAN UNTUK MATI. KESABARAN DAN KERELAAN HIDUP DI DUNIA. Masjid di Mekah itu melingkar dengan Kabah berada di tengahnya. Bergantung tanpa pengait, maka dilihat dari atas tampak langit di bawah, dilihat dari bawah tampak bumi di atas. Melihat yang barat terlihat timur dan sebaliknya. Itu pengelihatan yang terbalik.Maksudnya, bahwa ibadah haji yang hakiki adalah bukanlah pergi ke Mekah saja. Namun lebih mendalam dari penghayatan yang seperti itu. Ibadah yang sejati adalah pergi ke KIBLAT YANG ADA DI DALAM DIRI SEJATI. Yang tidak bisa terlaksana dengan bekal harta, benda, kedudukan, tahta apapun juga. Namun sebaliknya, harus meletakkan semua itu untuk kemudian meneng, diam, dan mematikan seluruh ego/aku dan berkeliling ke kiblat AKU SEJATI. Inilah Mekah yang metafisik dan batiniah. Memang pemahaman ini seperti terbalik, JAGAD WALIKAN. Sebab apa yang selama ini kita anggap sebagai KEBENARAN DAN KEBAIKAN MASIHLAH PEMAHAMAN YANG DANGKAL. APA YANG KITA ANGGAP TERBAIK, TERTINGGI SEPERTI LANGIT DAN PALING BERHARGA DI DUNIA TERNYATA TIDAK ADA APA-APANYA DAN SANGAT RENDAH bekal agar sukses menempuh ibadah haji makrifat untuk menziarahi diri sejati? Bekalnya adalah kesabaran dan keikhlasan. Sabar berjuang dan memiliki iman yang teguh dalam memilih jalan yang barangkali dianggap orang lain sebagai jalan yang sesat. Ibadah haji metafisik ini akan mengajarkan kepada kita bahwa episentrum atau pusat spiritual manusia adalah BERTAWAF. Berkeliling ke RUMAH TUHAN, berkeliling bahkan masuk ke AKU SEJATI dengan kondisi yang paling suci dan bersimpuh di KAKI-NYA YANG MULIA. Tujuan haji terakhir adalah untuk mencapai INSAN KAMIL, yaitu manusia sempurna yang merupakan kaca benggala Kalijaga adalah manusia yang telah mencapai tahap perjalanan spiritual tertinggi yang juga telah didaki oleh Syekh Siti Jenar. Berbeda dengan Syekh Siti Jenar yang berjuang di tengah rakyat jelata, Sunan Kalijaga karena dilahirkan dari kerabat bangsawan maka dia berjuang di dekat wilayah kekuasaan. Di bidang politik, jasanya terlihat saat akan mendirikan kerajaan Demak, Pajang dan Mataram. Sunan Kalijaga berperan menasehati Raden Patah penguasa Demak agar tidak menyerang Brawijaya V ayahnya karena beliau tidak pernah berlawanan dengan ajaran akidah. Sunan Kalijaga juga mendukung Jaka Tingkir menjadi Adipati Pajang dan menyarankan agar ibukota dipindah dari Demak ke Pajang karena Demak dianggap telah kehilangan kultur yang terletak di pedalaman cocok untuk memahami Islam secara lebih mendalam dengan jalur Tasawuf. Sementara kota pelabuhan jalurnya syariat. Jasa lain Sunan Kalijaga adalah mendorong Jaka Tingkir Pajang agar memenuhi janjinya memberikan tanah Mataram kepada Pemanahan serta menasehati anak Pemanahan, yaitu Panembahan Senopati agar tidak hanya mengandalkan kekuatan batin melalui tapa brata, tapi juga menggalang kekuatan fisik dengan membangun tembok istana dan menggalang dukungan dari wilayah sekeliling. Bahkan Sunan Kalijaga juga mewariskan pada Panembahan Senopati baju rompi Antakusuma atau Kyai Gondhil yang bila dipakai akan kebal senjata apapun. TOPIK LAINNYAciri ciri keturunan brawijaya v, jodoh satrio piningit, Ciri keturunan Aji Saka, Pangeran sangga buana, asal usul mahesa suro, Ciri-ciri fisik keturunan Banten, ciri-ciri keturunan jaka tingkir, Ciri-ciri KETURUNAN Tubagus, ciri keturunan batoro katong, silsilah keturunan dewi lanjar
Menurutriwayat, Maulana Mansyur, yang diyakini sebagai wali, yang dimakamkan di Cikaduwen, pulang dari Makkah melalui sumber mata air zam-zam dan muncul di sumur ini. Ringkasnya, hingga saat ini masih ada "kyai" di Jawa, yang menurut para pengikutnya yang paling fanatik, setiap Jum'at secara gaib pergi sembahyang di Masjidil Haram.
Ada sebuah kisah tentang karomah waliyullah yang bisa sholat di atas air dan bisa mengangkat kembali kapal yang tenggelam. Dulu ada sebuah kapal bermuatan barang dan 200 orang penumpang siap mengarungi lautan, meninggalkan pelabuhan di Mesir. Saat kapal sedang berada di tengah lautan, tiba-tiba petir datang disertai ombak yang kuat yang membuat kapal bergoyang dan hampir tenggelam. Berbagai upaya dilakukan agar tidak tenggelam. Tapi semua usaha mereka sia-sia. Semua orang yang ada di kapal sangat cemas apa yang akan terjadi pada kapal dan diri mereka. Ketika semua orang cemas, ada satu orang yang sama sekali tidak cemas. Ia tampak tenang saat berdzikir kepada Allah SWT. Kemudian pria itu turun dari kapal yang sedang terombangambing dan dia berjalan di atas air dan sholat di atas air. Salah satu awak kapal melihat tingkah pria yang sedang berjalan di atas air itu langsung berkata, “Wahai wali Allah, tolong kami semua. Jangan tinggalkanlah kami!" Pria itu sama sekali tidak mendengar orang yang memanggilnya. Awak kapal memanggil lagi, “Ya Waliyallah, tolong kami. Jangan tinggalkan kami! ”Kemudian pria itu menoleh ke orang yang memanggilnya dan berkata, "Ada apa?" Seolah-olah pria itu tidak tahu apa-apa. Awak kapal kemudian berkata, "Wahai waliyallah, apakah Anda tidak ingin peduli dengan kapal yang akan tenggelam ini?" Wali itu berkata, "Dekatkan dirimu kepada Allah SWT." Para penumpang berkata, "Apa yang harus kita lakukan?" Wali Allah berkata, "Tinggalkan semua harta bedamu, jiwamu akan selamat." Semua rela meninggalkan hartanya. Kemudian para penumpang berkata, "Wahai Waliyullah, kami bersedia untuk membuang semua harta benda kami kelaut asalkan jiwa kami semua selamat." Wali Allah berkata lagi, "Turunlah kalian semua ke air sambil mengucapkan Bismillah."Dengan mengucapkan Bismillah, kemudian turunlah satu persatu di atas air dan berjalan menuju wali Allah yang sedang duduk di atas air sambil berdzikir. Tak lama kemudian, kapal yang membawa muatan ratusan ribu ringgit tenggelam ke dasar laut. Habislah semua barang yang mahal-mahal tenggelam ke laut. Para penumpang tidak tahu harus berbuat apa, mereka hanya berdiri di atas air sambil melihat kapal yang mereka naiki Juga Kisah 3 Karomah Syekh Abdul Qodir Al Jailani Terbang Melayang Di udaraSalah satu awak kapal bertanya, "Siapakah Anda, wahai wali Allah?" Waliyullah menjawab, "Saya adalah Awais Al-Qarni." Awak kapal bertanya lagi, " Wahai Wali Allah, sebenarnya di dalam kapal yang tenggelam itu ada harta untuk orang fakir-miskin Madinah yang dikirim oleh orang Mesir." Wali Allah berkata, "Jika Allah mengembalikan semua harta benda Anda, apakah Anda benar-benar akan membaginya kepada orang fakir-miskin di Madinah?" orang-orang berkata, "Ya, saya tidak akan berbohong, ya waliyullah."Setelah wali mendengar pengakuan dari semua orang itu, dia sholat dua rakaat di atas air, lalu dia berdoa kepada Allah SWT agar kapal itu dinaikkan dengan semua hartanya. Tidak lama kemudian, kapal itu muncul sedikit-sedikit sampai terapung diatas air. Semua barang-barang yang ada di dalam kapal tetap seperti aslinya. Tidak itu semua penumpang diangkat ke atas kapal dan melanjutkan pelayaran ke tempat tujuan. Sesampainya di Madinah, para awak kapal yang bersumpah kepada para wali Allah segera menepati janjinya dengan membagikan kekayaan kepada semua orang fakir-miskin di Madinah sehingga tidak ada satu pun orang fakir-miskin yang tidak kebagian. Demikianlah Kisah Wali Allah yang Sholat Di Atas Air dengan izin Allah SWT semuanya bisa selamat. Semoga kisah diatas bisa Meningkatkan iman kita kepada Allah SWT Amiin... Wallahu A'lam Bishowab..
Hikmahdi Balik Kisah. Dalam kehidupan ini hendaknya kita selalu berusaha untuk menjadi manusia yang dapat memberikan manfaat kepada orang lain. Semakin banyak manfaat yang kita mampu berikan dan semakin banyak orang yang dapat mengambil manfaat dari kita, maka semakin baik pula diri kita dalam pandangan Allah. Setiap kita pasti punya perjalanan. Setiap kita juga punya kisah hanya sepenggal kisah. Tentang perjalanan spiritual selama 7 hari bertepatan dengan libur lebaran tahun 2018. Dari Jakarta - Surabaya - Jakarta dengan rute yang berbeda, sekitar km sudah ditempuh. Wisata ziarah ke makam 5 dari 9 wali songo yang ada di tanah dan keluarga akhirnya sampai di puncak pendakian spiritual semalam, tepatnya malam Jumat, 21 Juni 2018 di Makam Sunan Gunung Jati atau dikenal Syarif Hidayatullah, salah satu wali songo yang berdakwah di tanah Jawa bagian barat tepatnya di Cirebon. Di puncak tertinggi area pemakaman Kasepuhan Cirebon di daerah Gunung perjalanan wisata ziarah penuh muatan refleksi dan pembelajaran tentang sejarah dan perjuangan para wali songo dalam menebar ajarannya melalui cara-cata yang baik, santun, dan bijak. Sungguh, bisa menjadi cermin kehidupan manusia zaman memulai wisata ziarah, dengan singgah ke makam 1 Sunan Gresik di Gresik, lalu dilanjutkan ke makam 2 Sunan Ampel di Surabaya, kemudian menyusuri jalur utara ke makam 3 Sunan Bonang di Tuban, berlanjut ke makam 4 Sunan Kalijaga di Demak, dan berpuncak di 5 Sunan Gunung Jati di Cirebon. Lima dari 9 wali songo telah saya "napak tilas". Alhamdulillah. Ada banyak hikmah da pelajaran di dalamnya. Hingga tersisa yang belum saya datangi adalah makam Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Muria, dan Sunan Kudus; 4 anggota wali songo. Insya Allah, jika diberi kesehatan dan kesempatan bisa dilakukan di masa ziarah ke Makam Sunan Gunung Jati Syarif Hidayatullah, saya menyebutnya sebagai "puncak pendakian spiritual" kali ini. Puncak, karena memang makam Sunan Gunung Jati terletak di tempat tertinggi, di pintu ke-9 dari undakan yang ada di area pemakaman Kasepuhan Cirebon. Mengapa makam Sunan Gunung Jati menjadi puncak pendakian spiritual? Di samping menjadi kunjungan terakhir dalam perjalanan wisata ziarah saya kali ini, juga mendapat perlakuan dan pengetahuan istimewa di makam Sunan Gunung Jati. Apa pasalnya? Ada beberapa hal alasannya1. Bersyukur, karena saya dibantu kawan semasa kuliah Sdr. Tabroni dan keluarga yang kini guru di Cirebon bisa mendapat "jalur khusus" menuju makam Sunan Gunung Jati yang berada di pintu ke-9 atas relasi dengan Ust. Nanang, salah seorang juru kunci makam. Sungguh, tidak banyak orang yang bisa mencapai persis di sisi makam Sunan Gunung Jati yang sangat sakral dan penuh Patut diketahui, rombongan ribuan umat yang berziarah ke makam Sunan Gunung Jati biasanya hanya bisa sampai di pintu ke-3 saja untuk mengaji atau berdoa sebagai penghormatan terhadap para pendakwah Islam di level wali songo. Karena ada aturan main yang harus dipenuhi dan tidak banyak peziarah bisa sampai ke sisi makam di samping mendapat penjelasan tentang Selama di makam, kami mengaji dan meng-agungkan asma Allah sebagai bagian perjalanan pendakian spiritual untuk mengenal sejarah dan meneladani perjuangan Sunan Gunung Jati di masanya. Sangat bersyukur bisa "bertandang" ke makam ulama atau wali yang telah membangun peradaban Islam yang baik di tanah Untuk diketahui, Makam Sunan Gunung Jati tidak sendiri. Tapi di sampingnya terdapat pula makam Fatahillah panglima perang Batavia dan Nyai Rarasantang atau Syarifah Mudaim Ibu Sunan Gunung Jati yang juga anak dari Prabu Sebagai salah satu wali songo, Sunan Gunung Jati berdakwah dalam banyak hal. Di antara yang menjadi pesannya adalah pentingnya membantu fakir miskin, menjaga shalat harus khusu dan tawadhu, selaku bersyukur, banyak bertaubat, dan jadilah orang hikmah perjalanan spiritual ke makam Sunan Gunung Jati. Pelajarannya, lakukanlah perjalanan agar kita tahu bagaimana cara mencapai tujuan. Lebih baik melakukan perjalanan dengan baik daripada hanya bertekad merebut tujuan atau saja hikmah wisata ziarah ke makam para wali?Tentu ada banyak, tentu berbeda-beda. Tiap orang berbeda niat dan motifnya. Tapi khusus saya dan keluarga hanya untuk napak tilas dan memahami spirit perjuangan para wali di masanya. Ketika ke makam Sunan Kalijaga, hikmahnya "jadilah hamba yang selaku siap untuk menghargai diri sendiri dan orang lain, tekun beribadah kepada Allah, berbakti kepada orang tua, agama, bangsa dan negara, terus mencari ilmu dan jadilah hamba yang mau hidup prihatin atau tidak berlebihan dalam hal apapun. Sosok Sunan Bonang sang pencipta lagu "tombo ati" mencerminkan pentingnya berdakwah dengan menguasai ilmu secara penuh. Jangan berlayar ke lautan bila tak cukup ilmu dan keahlian. Cukup diam bila tak tahu banyak. Kerjakan saja urusan makrifatullah, urusan kita sebagai hamba kepada sang Sunan Ampel. Melalui ajaran "moh limo", beliau pesan agar kita selalu menjaga akhlak dan moral dalam keadaan apapun. Zaman boleh maju, dunia boleh digenggam. Tapi akhlak dan moral baik adalah ke makam Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim, bisa belajar tentang sosok yang santun dalam bergaul dan berbahasa pada siapapun. Ia tahu tiap manusia hakikatnya berbeda tapi itu bukan untuk dipertentangkan. Melainkan tunjukkanlah segala sesuatunya dengan memperlihatkan keindahan dan kabaikan, khususnya menyangkut soal pendakian spiritual ada dan bisa diraih dalam wisata ziarah para wali songo. Intinya, belajar dari para wali songo dan mengambil hikmahnya. Bahwa tiap manudia diingatkan akan pentingnya hidup tetap bijaksana, adil, damai dan penuh toleransi. Karena itulah modal untuk bisa menjadikan diri kita dan peradaban umat menjadi lebih baik ke depannya, seimbang dunia maupun akhira sesuai dengan sejarah memang sesuatu yang telah lalu. Tapi sejarah adalah "jalan" untuk menjadi sekarang. Siapa yang lupa sejarah, maka ia pasti lupa diri. Ziarah wisata 5 dari 9 wali songo, saya menyebutnya "sebuah pendakian spiritual". Alhamdulillah dan salam ciamikk... CatatanPerjalananIdulFitri WisataZiarahWaliSongo IsraMi'raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mi'raj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mi'raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang populer. Tawasul Wali Songo Bahasa Arab adalah kisah spiritual yang terinspirasi dari perjalanan para wali Allah di Jawa. Para wali Allah ini dikenal sebagai Wali Songo, dan mereka memiliki peran penting dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia pada masa Wali Songo ini memiliki cara tersendiri dalam menyebarkan agama Islam. Mereka tidak hanya menggunakan bahasa Jawa, tapi juga bahasa Arab. Bahasa Arab memiliki nilai penting dalam agama Islam, karena bahasa ini digunakan dalam kitab suci Al-Quran. Oleh karena itu, para Wali Songo juga menggunakan bahasa Arab dalam menyebarkan agama Islam di satu kisah spiritual yang terkenal dari Wali Songo adalah Tawasul Wali Songo Bahasa Arab. Kisah ini menginspirasi banyak orang untuk lebih dekat dengan agama Islam, dan memahami nilai-nilai spiritual yang terkandung di Wali Songo Bahasa Arab adalah doa yang digunakan para Wali Songo untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Doa ini berisi permohonan kepada Allah SWT untuk memberikan keberkahan, perlindungan, dan keselamatan dalam menjalani Tawasul Wali Songo Bahasa Arab ini terdiri dari beberapa kalimat yang berisi permohonan kepada Allah SWT. Doa ini juga mengandung nilai-nilai spiritual yang sangat penting dalam agama ArabTerjemahan Bahasa Indonesiaأَنْتَ اللّٰهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَEngkau Allah, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali Engkauأَنْتَ الْقَدِيْمُ وَأَنْتَ الْجَدِيْدُEngkau Maha tua dan Engkau Maha baruأَنْتَ رَبِّيْ وَأَنَا عَبْدُكَEngkau adalah Rabb-ku dan aku adalah hamba-Muأَنْتَ رَبِّيْ لَا أُشْرِكُ بِكَ شَيْئًاEngkau adalah Rabbku, aku tidak menyekutukan-Mu dengan sesuatu apapunأَنْتَ رَبِّيْ وَأَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِيْEngkau adalah Rabbku dan aku adalah hamba-Mu, aku menganiaya diriku sendiriفَاغْفِرْ لِيْ جَمِيْعَ ذُنُوْبِيْMaka ampunilah semua dosakuإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَSesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali EngkauDoa Tawasul Wali Songo Bahasa Arab ini sering kali dibaca oleh umat Islam, terutama di Indonesia. Doa ini menjadi salah satu doa yang sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia. Selain itu, doa ini juga sering dibaca dalam acara-acara keagamaan, seperti pengajian, sholawat, dan lain itu Wali Songo?Source Songo adalah para wali Allah yang memiliki peran penting dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia pada masa lalu. Mereka adalah ulama-ulama besar yang memiliki ilmu agama yang tinggi dan menjalankan ajaran Islam dengan Wali Songo ini memiliki cara tersendiri dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia. Mereka tidak hanya menggunakan bahasa Jawa, tapi juga bahasa Arab. Bahasa Arab memiliki nilai penting dalam agama Islam, karena bahasa ini digunakan dalam kitab suci Al-Quran. Oleh karena itu, para Wali Songo juga menggunakan bahasa Arab dalam menyebarkan agama Islam di Wali Songo ini memiliki banyak pengikut dan disegani oleh masyarakat di Indonesia. Mereka memiliki pengaruh yang besar dalam menjaga dan mengembangkan agama Islam di Saja Kisah Spiritual dari Wali Songo?Para Wali Songo memiliki banyak kisah spiritual yang penuh makna. Kisah-kisah ini menginspirasi banyak orang untuk lebih dekat dengan agama Islam dan memahami nilai-nilai spiritual yang terkandung di dalamnya. Berikut beberapa kisah spiritual dari Wali SongoKisah Sunan KalijagaSource Kalijaga adalah salah satu dari Wali Songo yang terkenal. Beliau dikenal sebagai ulama yang sangat dekat dengan rakyat kecil. Sunan Kalijaga memiliki banyak kisah spiritual yang menginspirasi banyak satu kisah spiritual yang terkenal dari Sunan Kalijaga adalah ketika beliau memperlihatkan kebesaran Allah SWT kepada raja Majapahit. Pada waktu itu, raja Majapahit merasa sombong dan meremehkan Sunan Kalijaga. Maka, beliau memperlihatkan kebesaran Allah SWT dengan cara memasukkan seekor ular ke dalam tas yang ditaruh di depan raja Majapahit. Saat dibuka, ternyata tas itu berisi aneka macam benda, termasuk seekor ular yang sudah Sunan MuriaSource Muria adalah salah satu dari Wali Songo yang terkenal. Beliau dikenal sebagai ulama yang sangat memperjuangkan agama Islam di satu kisah spiritual yang terkenal dari Sunan Muria adalah ketika beliau berhasil mengalahkan setan yang meresahkan masyarakat. Saat itu, setan tersebut menampakkan diri sebagai kijang hitam yang berbahaya. Sunan Muria berhasil mengalahkan setan tersebut dengan cara membaca ayat-ayat suci Sunan BonangSource Bonang adalah salah satu dari Wali Songo yang terkenal. Beliau dikenal sebagai ulama yang sangat memperjuangkan agama Islam di satu kisah spiritual yang terkenal dari Sunan Bonang adalah ketika beliau berhasil menyembuhkan penyakit lepra. Saat itu, lepra adalah penyakit yang sangat menakutkan dan belum ada obatnya. Sunan Bonang berhasil menyembuhkan penyakit tersebut dengan cara membaca ayat-ayat suci Al-Quran dan memberikan doa kepada orang yang terkena penyakit Tawasul Wali Songo Bahasa Arab Dapat Menginspirasi Kita?Tawasul Wali Songo Bahasa Arab adalah doa yang sangat menginspirasi banyak orang untuk lebih dekat dengan agama Islam dan memahami nilai-nilai spiritual yang terkandung di dalamnya. Doa ini juga mengandung pesan-pesan yang sangat penting dalam kehidupan satu pesan yang terkandung dalam doa Tawasul Wali Songo Bahasa Arab adalah tentang pentingnya mengakui kebesaran Allah SWT. Dalam doa ini, kita diingatkan bahwa hanya Allah SWT yang berhak diibadahi dan hanya Allah SWT yang dapat mengampuni dosa-dosa Tawasul Wali Songo Bahasa Arab juga mengajarkan kita untuk selalu merendahkan diri dan mengakui bahwa kita hanyalah hamba Allah SWT. Dalam doa ini, kita memohon ampun atas dosa-dosa kita dan berharap agar Allah SWT memberikan keberkahan, perlindungan, dan keselamatan dalam menjalani Tawasul Wali Songo Bahasa Arab juga mengajarkan kita untuk selalu berpegang teguh pada ajaran agama Islam. Doa ini mengandung nilai-nilai spiritual yang sangat penting dalam agama Islam, seperti keimanan, ketaqwaan, dan kecintaan kepada Allah Wali Songo Bahasa Arab adalah kisah spiritual yang terinspirasi dari perjalanan para Wali Songo di Jawa. Doa ini berisi permohonan kepada Allah SWT untuk memberikan keberkahan, perlindungan, dan keselamatan dalam menjalani kehidupan. Doa ini juga mengandung nilai-nilai spiritual yang sangat penting dalam agama Wali Songo memiliki banyak kisah spiritual yang penuh makna. Kisah-kisah ini menginspirasi banyak orang untuk lebih dekat dengan agama Islam dan memahami nilai-nilai spiritual yang terkandung di dalamnya. Kisah-kisah ini juga mengajarkan kita tentang kebesaran Allah SWT dan pentingnya berpegang teguh pada ajaran agama Tawasul Wali Songo Bahasa Arab seringkali dibaca oleh umat Islam, terutama di Indonesia. Doa ini menjadi salah satu doa yang sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia. Selain itu, doa ini juga sering dibaca dalam acara-acara keagamaan, seperti pengajian, sholawat, dan lain memahami nilai-nilai spiritual yang terkandung dalam Tawasul Wali Songo Bahasa Arab, kita dapat menjadi lebih dekat dengan agama Islam dan memperkuat iman kita kepada Allah SWT. Semoga kita selalu diberikan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menjalani hidup dengan penuh keberkahan, perlindungan, dan video of Tawasul Wali Songo Bahasa Arab Kisah Spiritual yang Menginspirasi BeginilahPerjalanan Hidup Manusia. Wednesday, November 8, 2017. Kehidupan manusia merupakan perjalanan panjang, penuh liku-liku, dan melalui tahap demi tahap. Bermula dari alam arwah, alam rahim, alam dunia, alam barzakh, sampai pada alam akhirat yang berhujung pada tempat persinggahan terakhir bagi manusia, syurga atau neraka.
Buku berjudul "Mereka yang Disandera Cinta kepada Allah Ta'ala" ini merangkum biografi para sufi yang begitu gigih menjalani kehidupan dengan selalu mengharap keridaan Tuhan. Sufi, berdasarkan catatan Wikipedia adalah penyebutan untuk orang-orang yang mendalami sufisme atau ilmu tasawuf. Total ada 81 sufi yang dikisahkan dalam buku yang bisa menjadi bahan introspeksi bagi para pembaca yang ingin meningkatkan kualitas ibadahnya kepada-Nya. Syaikh Ibrahim as-Samarqandi adalah salah satu sufi yang berasal dari Samarkand. Sebagai seorang sufi, ia memulai perjalanan spiritualnya melalui sikap dan perilaku yang sopan, baik terhadap sesama maupun terutama terhadap Allah Taala. Secara sufistik bersikap sopan di hadapan-Nya adalah mengakui dengan sepenuh hati segala kemahaan-Nya yang tak bertepi. Itu di satu sisi. Sementara di sisi lain adalah menyerahkan diri secara habis-habisan melalui pintu kepatuhan terhadap berbagai perintah dan ketentuan hadirat-Nya. Walaupun di antara sekian perintah itu tak kunjung terpahami. Sedangkan di hadapan sesama makhluk, sikap sopan itu akan muncul sebagai kerendahan hati yang begitu indah dan mengagumkan. Tak terlintas untuk bersikap jumawa sedikit pun. Karena sadar bahwa sejumlah kekurangan itu merupakan atribut-atribut yang permanen. Di situ yang akan senantiasa menjadi hiasan tak lain adalah penghormatan, cinta, dan kasih sayang hlm. 48-49. Sufi selanjutnya yang dikisahkan dalam buku ini bernama Syaikh Bisyr al-Hafi. Berasal dari salah satu desa di Merv atau Aleksandria. Pada awalnya, ia seorang pemabuk dalam artian betul-betul negatif. Hingga suatu hari ketika masih sempoyongan usai mabuk, ia menemukan secarik kertas bertuliskan kalimat basmalah di tengah jalan. “Ini nama Tuhanku. Ini sangat mulia. Tidak boleh ada di jalan seperti ini” ungkapnya. Singkat cerita, untuk memuliakan kertas bertuliskan basmalah tersebut, ia berusaha membersihkannya dari kotoran, bahkan membalurinya dengan minyak wangi dan diletakkan di lemari paling atas. Saat tidur, ia bermimpi mendengar suara bergema; “Karena sudah kau harumkan nama-Ku, maka akan Kuharumkan namamu di dunia ini dan di akhirat nanti”. Setelah peristiwa secarik kertas itu, ia masih belum kunjung insaf dari kebiasaan mabuknya. Hingga suatu hari, ia didatangi seorang wali yang sebelumnya bermimpi sebanyak tiga kali, intinya agar mencari keberadaan Bisyr al-Hafi. “Carilah Bisyr bin al-Harits dan katakan kepadanya bahwa dia sudah dipanggil oleh Allah”. Ketika sang wali menyampaikan hal tersebut pada Bisyr, atas izin-Nya kemudian Bisyr pun bertobat dan tak lagi mabuk-mabukan. Hidup dan matinya lantas semata terfokus kepada Allah belaka hlm. 58. Said bin Sallam Abu Utsman al-Maghribi juga termasuk sufi yang memiliki kisah menarik di balik keputusannya menempuh jalan spiritual atau keilahian. Ia berasal dari kota Kairouan, Tunisia. Tinggal di Mekkah selama beberapa tahun. Kemudian pindah ke Nisapur. Tentang peristiwa yang menyebabkan dirinya menempuh jalan keilahian, ia menuturkan sendiri kisahnya sebagaimana berikut ini “Yang menjadi pemicu taubat dan permulaanku memasuki lorong rohani adalah bahwa aku memiliki kuda dan anjing. Dengan kedua binatang itu setiap hari aku pergi untuk berburu. Di dalam berburu aku membawa sebuah kendi yang kuisi susu untuk diminum. Pada suatu hari aku ingin minum susu dalam kendi itu. Seketika itu juga anjingku menggonggong dengan sangat keras. Aku mau minum susu lagi, anjingku malah menggonggong lagi dengan lebih keras. Saat aku mau meminum lagi untuk ketiga kalinya dengan cepat anjingku lalu mendahului minum susu di kendiku. Setelah itu seluruh tubuh anjingku menjadi bengkak. Tak lama kemudian ia lalu mati. Ternyata anjingku berbuat demikian lantaran ia telah melihat seekor ular minum dari susu dalam kendiku. Ia telah rela menggantikan diriku dengan dirirnya sendiri. Setelah peristiwa itu aku langsung bertaubat dan memasuki jalan rohani ini”. Salah satu hikmah yang bisa dipetik dari kisah pertaubatan Said bin Sallam Abu Utsman al-Maghribi ialah bahwa makhluk apa saja, termasuk yang sering kali dipojokkan dan dihina oleh banyak orang seperti anjing, dengan penuh kasih sayang bisa digunakan oleh Allah Swt untuk menolong siapa pun yang dikehendaki-Nya. Dalam konteks ini, apa saja bisa menjelma sebagai pertolongan Tuhan semesta alam. Karena itu, pandanglah segala sesuatu sebagai kemungkinan yang bisa menjelma “tangan” kemahaan-Nya hlm. 179-180. Menarik sekali membaca kisah perjalanan para sufi dalam buku karya Kuswaidi Syafiie ini. Kisah mereka setidaknya dapat menjadi bahan renungan sekaligus mampu menggugah kesadaran dan nurani kita, agar selalu berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan dan selalu berupaya bersikap baik terhadap makhluk-Nya, sehingga kelak kita dapat termasuk ke dalam golongan orang-orang yang beruntung. Sam Edy Yuswanto Penulis lepas mukim di Kebumen
hkmRyjZ.
  • 0st2mp4jq7.pages.dev/524
  • 0st2mp4jq7.pages.dev/428
  • 0st2mp4jq7.pages.dev/118
  • 0st2mp4jq7.pages.dev/129
  • 0st2mp4jq7.pages.dev/297
  • 0st2mp4jq7.pages.dev/299
  • 0st2mp4jq7.pages.dev/575
  • 0st2mp4jq7.pages.dev/202
  • kisah perjalanan spiritual para wali allah